Harapan Besar Dalam Pengembangan Wisata Agrikultur Ubi Cilembu Sumedang

Sumber gambar: beritabaik.id


Sumedang adalah salah satu kabupaten di Jawa Barat yang memiliki banyak potensi, baik dari segi kekayaan alam maupun dari segi kekayaan budaya dan historis. Oleh karena itu, Sumedang memiliki potensi wisata sangat sangat besar. Terlebih lagi, posisi geografis Sumedang yang berada di posisi strategis yaitu dua Pusat Kegiatan Nasional (PKN), Metropolitan Bandung dan Cirebon (Sumedangkab.go.id, 2020). Saat ini, Sumedang telah memiliki destinasi wisata yang cukup terkenal, mulai dari wisata alam seperti Pariwisata Jatigede dan pemandian air panas Cileungsing hingga wisata budaya seperti museum Prabu Geusan Ulun, kerajinan Cipacing, dan berbagai wisata peninggalan budaya lainnya (Radar Sumedang, 2019). Namun, masih banyak potensi lain yang dapat dikembangkan, salah satunya yaitu wisata agrikultur.

Wisata agrikulur atau sering disingkat agrowisata adalah wisata yang memanfaatkan usaha sektor pertanian sebagai objek wisata. Oleh karena itu, untuk mewujudkan wisata agrikultur, suatu daerah harus memiliki produk unggulan. Sumedang sendiri memiliki beberapa produk unggulan seperti ubi cilembu, Sawo Sukatali, dan Mangga Gedong Gincu. Namun, produk yang memang paling kesohor dari dan memiliki potensi paling besar untuk deikambngkan sebagai objek wisata agrikultur adalah Ubi Cilembu. Namun, sebelum membahas lebih lanjut mengenai Ubi Cilembu sebagai komoditas agrowisata, ada baiknya untuk terlebih dahulu mengenal sekilas tentang Ubi Cilembu.

 

Sekilas Tentang Ubi Cilembu

Ubi cilembu atau Ipomoea batatas (L.) Lamb. merupakan salah satu jenis ubi jalar yang pertamakali dibudidayakan di Desa Cilembu, Sumedang, pada tahun 1982. Saat itu, Desa Cilembu dijadikan desa percontohan untuk mengembangkan tape singkong dan ubi. Dari dua tanaman ini, ubi yang ditanam di wilayah Desa Cilembu memiliki rasa khas yang berbeda jika dibandingkan dengan ubi yang ditanam di daerah lain (Imanuddin, 2016). Perbedaanya yaitu cita rasa khas manis madu yang berasal dari lelehan getahnya saat dipanggang dalam dengan suhu tertentu. Selain itu, ubi Cilembu juga memiliki kandungan vitamin A yang lebih tinggi dibanding umbi pada umumnya. Selain itu, Ubi Cilembu juga mengandung vitamin B-1, vitamin B2,dan juga niacin, serta vitamin C, kalsium, karbohidrat, protein, dan juga lemak (Mayastuti, 2002).

Cita rasa khas manis madu yang dimiliki Ubi Cilembu ternyata memang hanya bisa dihasilkan jika ditanam di Cilembu sebab rahasia khas manis madu tersebut terletak pada tanahnya. Meski benihnya dari daerah lain, ubi yang ditanam di tanah Desa Cilembu tetap bisa memiliki manis yang sama. Sebaliknya, jika benihnya berasal dari Cilembu namun ditanam di daerah lain, hasilnya akan berbeda. Saking khasnya, Ubi Cilembu telah mendapat hak paten yang dipegang oleh Asosiasi Agrobisnis Ubi Cilembu dengan nomor hak IG.00.2012.000008 Oleh karena itu, Cilembu mulai membudiyakan ubi lebih besar dan diberi nama Ubi Cilembu. Awalnya, Ubi Cilembu hanya dibudidayakan di Sumedang namun dalam perkembangnnya, komoditas ini menjadi semakin populer hingga ke luar wilayah dan menjadi ciri khas Cilembu (Aminullah, 2019).

Kini, Ubi Cilembu bukan hanya digemari oleh masyarakat lokal, namun juga mancanegara. Buktinya, Ubi Cilembu adalah komoditas yang telah diekspor ke beberapa negara (Aminullah, 2019). Salah satu Komoditas Ubi Cilembu yang telah menembus pasar ekspor adalah produk “Honey Sweet Potato” yang telah diekspor ke Singapura, Hongkong dan Malaysia. Honey Sweet Potato adalah salah satu produk Ubi Cilembu dari Sumedang yang dibudidayakan secara organic. Permintaan ekspor Ubi Cilembu organik per bulan mencapai 12 sampai 40 ton (Amanda, 2019). Oleh karena itu, Ubi Cilembu memang sangat potensial untuk dijadikan komoditas wisata agrikultur di Sumedang.

 

Kelebihan Wisata Agrikultur

Wisata agrikultur adalah wisata yang sangat menarik dan karena beberapa alasan, mulai dari alasan ekonomi hingga alasan lingkungan. Dengan mengembangkan suatu wilayah sebagai destinasi wisata agrikultur, maka perlu dilakukan perbaikan fasilitas demi menarik pengunjung. Maka, secara langsung, hal ini juga bisa meningkatkan kualitas infrastruktur wilayah tersebut. Infrastruktur yang baik tentunya bisa memudahkan mobilisasi masyarakat sehingga roda ekonomi berjalan dengan lebih lancar. Selain itu, pengembangan wilayah wisata agrikultur juga bisa berfungsi sebagai pengontrol agar wilayah wisata tersebut senantiasa menjaga kualitas yang ditawarkan, baik kualitas komoditas pertanian maupun kualitas jasa dan pelayanan. Terakhir, wisata agrikultur juga dapat menambah lapangan pekerjaan di wilayah tersebut sehingga diharapkan kesejahteraan masyarakat di sekitar wilayah wisata akan meningkat.

Selain alasan ekonomi seperti yang dipaparkan di atas, terdapat juga alasan lingkungan. Wisata agrikultur bisa menjadi salah satu jalan menyenangkan untuk kembali mendekatkan manusia dengan alam. Tidak dapat dipungkiri bahwa di dunia modern ini, manusia serasa semakin terasingkan dari alam. Akibatnya, manusia semakin tidak peduli kepada kelestarian dan keberlanjutan lingkungan. Padahal manusia sangat membutuhkan alam. Dengan wisata agrikultur, kita akan kembali didekatkan dengan alam. Kita juga akan semakin menghargai pangan sebagai salah satu kebutuhan pokok manusia. Hal ini sangat penting di era krisis iklim di mana kerusakan lingkungan semakin parah sebab manusia semakin tidak peduli dengan alam.

 

Pengembangan Wisata Agrikultur di Desa Cilembu

Tahun 2019 lalu, Pemerintah Sumedang sendiri telah merencanakan untuk mengembangkan wisata agrikultur Ubi Cilembu. Wisata Ubi Cilembu adalah wisata yang menawarkan pengunjung untuk merasakan langsung pengalaman menggali, membersihkan, dan memanggang ubi. Para pengunjung dapat memakan ubi tersebut di lokasi dan/atau membawanya sebagai oleh-oleh. Kurang lebih, konsepnya seperti wisata agrikultur apel Malang yang kesohor. Daerah yang dicita-citakan pemerintah Sumedang untuk dikembangkan sebagai wisata Ubi Cilembu tentunya yaitu Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan yang memang menjadi pemasok utama Ubi Cilembu (Suci, 2019).

Desa Cilembu adalah salah satu Desa di Sumedang yang wilayahnya didominasi oleh lahan pertanian yang bercampur antara lahan perkebunan, ladang, pesawahan, dan hutan. Sebagian besar penduduk Desa Cilembu memiliki mata pencaharian utama di bidang pertanian baik sebagai petani maupun buruh tani.  Selain Ubi Cilembu, Desa Cilembu juga menghasilkan berbagai produk lain seperti padi dan palawija. Selain itu, Cilembu juga menghasilkan berbagai komoditas buah-buahan yang merupakan hasil perkebunan seperti alpukat, mangga, pisang, jambu air, dan nangka. Dalam perkembangan terbaru, Desa Cilembu juga menghasilkan berbagai jenis tanaman obat-obatan tradisional seperti mengkudu, daun dewa, kumis kucing, kayu manis, dan mahkota dewa. Selain pertanian dan perkebunan, sebagian penduduk Cilembu juga bergerak di sektor peternakan dengan memelihara sapi perah yang menghasilkan produk susu sapi (Imanuddin, 2016).

Jika dilihat dari kondisi geografis di atas, Desa Cilembu memang sangat potensial untuk dijadikan desa wisata agrikultur. Bukan hanya karena desa ini merupakan penghasil utama Ubi Cilembu namun juga karena pemandangan dan suasana kesegaran alam yang disuguhkan. Letaknya di kaki pegunungan Kareumbi menjanjikan pesona pemandangan indah yang akan memanjakan mata dan pikiran. Berbagai komoditas pertanian dan perkebunan yang dihasilkan juga menjanjikan kesegaran desa yang masih begitu melekat dengan alam. Cilembu juga memiliki taman Pangjugjugan yang menyajikan kesegaran alam. Bukan hanya itu, Cilembu juga memiliki taman wisata obat Togapuri yang memiliki berbagai tanaman obat tradisional seperti mahkota dewa dan Ginseng. Namun, bukan hanya wisata alam, Desa Cilembu menawarkan wisata budaya yang menarik seperti Calung dan Seni Tari. Oleh karena itu, Desa Cilembu memiliki atraksi yang sangat potensial untuk dijadikan desa wisata (Imanuddin, 2016).

Untuk mewujudkan wisata agrikultur Ubi Cilembu, sejak tahun 2019, Pemerintah Sumedang mulai merencanakan pembangunan infrastruktur, seperti memperbaiki jalan, sarana ibadah, toilet, dan lain-lain. Pengembangan tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas 3A yang dibutuhkan untuk desa wisata yaitu atraksi, aksesibilitas, dan amenitas (Suci, 2019). Ketiga hal ini sangat krusial agar bisa menarik wisatawan dan memudahkan wisatawan yang berkunjung. Terkait atraksi, tentunya Desa Cilembu telah memenuhi hal ini ditinjau dari pesona alam dan budaya yang ditawarkan. Maka, yang perlu dikembangkan adalah aksesibilitas dan amenitas yang memang telah direncanakan oleh pemerintah Sumedang.

 

Harapan Besar Untuk Pengembangan Wisata Agrikultur Sumedang

Jika wisata agrikultur Ubi Cilembu Sumedang berhasil dikembangkan dengan baik, maka tidak menutup kemungkinan bahwa komoditas unggulan Sumedang lainnya seperti Sawo Sukatali dan Mangga Gedong Gincu juga bisa dikembangkan menjadi wisata agrikultur. Seperti yang telah dijelaskan di atas, bahwa wisata agrikultur memiliki manfaat yang sangat besar, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Singkatnya, wisata agrikultur adalah sebuah harapan yang sangat besar. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan masyarakat Cilembu untuk mengembangkan agrowisata ini dengan baik.

Tentunya, ada beberapa hal yang sangat penting untuk diperhatikan dalam pengembangan ini. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu atraksi, aksesibilitas, dan juga amenitas. Namun, selain tiga hal ini, penting pula untuk menciptakan sistem dan budaya yang mendorong pengunjung untuk lebih memperhatikan perilaku mereka terhadap lingkungan mereka selama berkunjung. Untuk mewujudkan hal ini, misi tuan rumah, dalam hal ini masyarakat desa perlu dikonsolidasikan untuk mencapai kesepakatan bahwa kelestarian lingkungan adalah hal yang utama. Dengan demikian, pengunjung akan datang dengan dorongan eksternal untuk menjaga lingkungan. Hal ini tentunya memang terkait dengan amenitas atau ketersediaan fasilitas, misalnya ketersediaan tempat sampah yang jelas agar memungkinkan pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan. Namun, peraturan ketat juga penting, misalnya seperti denda untuk orang yang merusak lingkungan.

Jika hal di atas diwujudkan, maka tidak menutup kemungkinan bahwa Sumedang akan membentuk citra baru sebagai daerah wisata agrikultur yang sukses, bukan hanya terkenal dengan komoditas agrikultur yang khas dan berkualitas, namun juga terkenal menjaga lingkungan.  Terlebih jika komoditas unggulan lain juga berhasil dikembangkan. Tentunya jalan masih panjang sebab masih banyak hal yang harus dilakukan. Namun, ini adalah sebuah harapan besar, bagi kesejahteraan masyarakat dan juga bagi lingkungan.

 

REFERENSI

 

Amanda, G. (2019, Oktober 23). Ubi Cilembu Sumedang Primadona Mancanegara. Retrieved from Republika.co.id: https://republika.co.id/berita/pzu32p423/ubi-cilembu-sumedang-primadona-mancanegara

Aminullah, A. (2019, Januari 1). Bupati Sumedang Dorong Desa Penghasil Ubi Cilembu Jadi Agrowisata (Ed: Khairina). Retrieved from Kompas.com: https://regional.kompas.com/read/2019/01/01/06513851/bupati-sumedang-dorong-desa-penghasil-ubi-cilembu-jadi-agrowisata

Imanuddin, A. m. (2016, Oktober 15). Desa Cilembu. Retrieved from Sumedang Tandang: sumedangtandang.com/direktori/detail/desa-cilembu.htm

Mayastuti. (2002). Ubi Cilembu. Medan: Universitas Sumatera Utara Press. .

Radar Sumedang. (2019, Juni 28). Bupati Sumedang Eksplor Potensi Daerah Kepada Para ‘Samurai’. Retrieved from RadarSumedang.id: https://sumedang.radarbandung.id/berita-utama/2019/06/28/bupati-sumedang-eksplor-potensi-daerah-kepada-para-samurai/

Suci, R. (2019, Maret Rabu). Asik! Desa Cilembu Jadi Agrowisata Baru di Sumedang. Retrieved from Jurnal Jabar: https://www.jurnaljabar.id/gaya-hidup/asik-desa-cilembu-jadi-agrowisata-baru-di-sumedang-b1XcR9Ld

Sumedangkab.go.id. (2020). Profile Sumedang. Retrieved from Sumedangkab.go.id: https://sumedangkab.go.id/Profile/index/wilayah

 

Komentar